Jumat, 21 Maret 2014

TKW asal Kota Pati Bunuh Majikan

RadarKotaKUDUS - Pihak keluarga Dewi Sukowati (23),
tak percaya TKW asal Dukuh
Galiran. Desa
Baleadi Kecamatan Sukolilo
Kabupaten Pati, Jawa Tengah,
ini membunuh majikannya, sosialita papan atas Singapura,
Nancy Gan Wan Geok.
Pihak keluarga mendesak
pemerintah RI melakukan
berbagai langkah agar Dewi
Sukowati bisa kembali lagi ke tanah air dengan selamat.
"Kami tak percaya dengan
informasi ini. Dewi itu anaknya
baik dan tidak neko-neko. Ini
pasti ada pemicunya jika benar
ia bertindak seperti itu," kata paman Dewi Sukowati, Suwarto
(40), Jumat (21/3/2014).
Rumah Dewi terlihat sepi. Di
dalam rumah ada ibunya yang
bernama Sutrisnawati (45) serta
dua adiknya yakni Anggun, (19) dan Ela (11), yang masih duduk di
bangku sekolah dasar (SD).
Sedang ayahnya Sukilan (55),
ternyata tak ada di rumah.
Diinformasikan, Sukilan sedang
mencari seorang warga Desa Baleadi, bernama Supri yang
merupakan perantara CV Bangun
Jaya, perusahaan yang
memberangkatkan Dewi
Sukowati ke Singapura.
Sutrisnawati sendiri sekitar setahun terakhir menderita
stroke. Akibat serangan
penyakit ini, gaya bicara
Sutrisnawati agak pelo (tidak
lancar seperti orang normal).
Sehingga ia pun meminta Suwarto sebagai juru bicara
keluarga.
Suwarto mengatakan, keyakinan
pihak keluarga Dewi tidak asal-
asalan. Sebab sehari-hari Dewi
memang tidak pernah membuat ulah. Dewi merupakan tipe anak
penurut dan jarang marah. Dewi
juga yang mengurusi berbagai
kebutuhan keluarga sejak ibunya
Sutrisnawati terserang stroke.
"Dia itu anak yang tahu tata krama. Ibaratnya Dewi itu gadis
kampung yang belum tercemar
berbagai hal-hal negatif. Dia
mudah bergaul, supel dan sayang
keluarganya. Jadi jauh dari
sifat dan karakter orang yang suka membunuh," jelas Suwarto
yang rumahnya bersebelahan
dengan rumah Dewi Sukowati.
Dewi hanya lulusan SMP N 2
Sukolilo. Karena alasan ekonomi
keluarganya ia tidak melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
Maklum saja, ayahnya Sukilan
hanya pekerja serabutan dengan
penghasilan tak menentu.
Sedang ibunya Sutrisnawati hanya ibu rumah tangga biasa.
Untuk menambah pendapatan
keluarga, Sutrisnawati berjualan
di warung kelontong kecil di
rumahnya.
Menurut Suwarto, karena tak melanjutkan sekolah, sehari-hari
Dewi lebih banyak menghabiskan
waktunya di rumah. Namun
beberapa waktu lalu, Dewi
pernah nyantri di salah satu
pondok pesantren (ponpes) di wilayah Kajen Pati.
Tapi aktivitas menuntut ilmu
agama itu tidak berlangsung
lama, sebab belum genap satu
tahun mondok, Sutrisnawati
terserang stroke. Dewi yang merupakan anak tertua dari tiga
bersaudara itu pun kembali ke
rumah.
Dewi pun menggantikan peran
ibunya, mulai dari mengurus
rumah hingga berjualan di warung kecil yang menjual
makanan ringan (snack) anak-
anak, perlengkapan mandi, mie
instant dan yang sejenisnya. Ada
juga pupuk bersubsidi di warung
tersebut. Maklum saja, Sukilan memang salah satu pengecer
pupuk di desanya.
"Setelah itu pekan kedua Maret
ini ia pamitan ke saya, kerabat
dan para tetangga akan pergi ke
Singapura. Baru sekitar 10 hari di Singapura malah ada kabar ia
didakwa membunuh majikannya.
Ini di luar nalar kita, makanya
kami masih tak percaya,"
tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar